Sebanyak 4.784 orang penghayat kepercayaan d Banyuwangi belum merevisi kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Menurut Ketua Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan Indonesia (MLKI) Banyuwangi Dharoni, hingga 2023 ini, baru ada 216 orang yang sudah merevisi atau mencantumkan penghayat kepercayaan pada kolom agama di KTP.

“Sedangkan sisanya masih tercantum agama lama atau 6 agama yang diakui oleh pemerintah,” ujar Dharoni, Selasa (26/9/2023).

Kata Dharoni, masih banyaknya warga penganut penghayat kepercayaan yang belum merevisi kolom agamnya di KTP, karena lebih pada faktor belum memiliki akses mengurus administrasi kependudukan termasuk merevisi kolom agama di KTP.

 

KTP untuk Penghayat Cantumkan 'Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa' Sebagai Pengganti Kolom Agama - Esq News

 

Untuk itu, pihaknya meengharapkan pemerintah lebih proaktif untuk memfasilitasi masyarakat penganut penghayat kepercayaan untuk mengurus administrasi kependudukan.

“Terkadang dari kelompok penghayat ini yang pertama belum punya akses untuk pelayanan. Misalkan waktu pernikahan, misalkan waktu anak- anaknya sekolah,” katanya.

Dharoni menambahkan selain masalah administrasi kependudukan, penganut penghayat kepercayaan di Banyuwangi, juga masih belum memiliki guru agama sesuai keyakinan yang dianutnya slot demo

Saat ini di Banyuwangi, hanya ada 3 orang tenaga menyuluh penganut penghayat kepercayaan. Sehingga degan tidak adanya tenaga pendidik ini siswa penganut penghayat kepercayaan  harus mengikuti pelajaran agama lainya di sekolah.

Jadi untuk pelayanan itu maka kita butuh yang namanya tenaga pendidik karena memang agamnya masih islam secara legalitas. Sedangkan tenaga pendidik masih minim? Minim sekali di Banyuwangi, kalau berdasarkan kemarin direktorat kemarin tenaga penyulihnya belum menjadi tenaga pendidik penghayat itu ada 3 orang,” tambah Dharoni.

Sedangkan untuk proses ritual peribadatan, kata Dharoni, masyarakat penganut penghayat kepercayaan, cukup nyaman dan tidak ada diskriminasi. Masyarakat telah menerima penganut penghayat kepercayaan di tengah-tengah mereka.

“Untuk ritual kami sangat nyaman, tidak ada diskriminasi sama sekali di Banyuwangi,” katanya.

 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *